
Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata konstruksi modular baja? Mungkin langsung membayangkan bangunan yang dibuat dari kontainer atau rakitan prefabrikasi. Banyak orang tertarik karena janjinya: hemat biaya dan waktu pengerjaan.
Membangun rumah tipe 33 dengan metode ini hanya butuh biaya sekitar Rp 50–70 juta. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan metode konvensional. Belum lagi, konstruksi modular juga diklaim bisa memangkas waktu pengerjaan 30–50%.
Tapi, di balik klaim yang menarik itu, ada beberapa pertanyaan yang sering muncul. Apakah efisiensi ini bisa benar-benar diandalkan untuk proyek nyata? Mungkin Anda juga pernah bertanya-tanya:
- Berapa lama sebenarnya waktu pembangunan modular baja? Bukan sekadar “lebih cepat”, tapi angka konkretnya berapa hari?
- Kenapa harga konstruksi modular baja jarang dihitung per meter persegi, melainkan hanya total paket rumah?
- Bingung, karena sulit menemukan informasi tentang merek komponen baja modular seperti H-Beam atau CNP yang dominan di pasaran.
Kita akan membedah keunggulan konstruksi modular baja berdasarkan data nyata, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering dicari, dan mengisi kekosongan informasi yang sering tidak dibahas.
Berapa Biaya Pembangunan Rumah Modular?
Salah satu pertanyaan paling populer adalah soal biaya rumah modular baja. Berdasarkan data dari sumber yang ada, harga rumah modular tipe 33 berada di kisaran Rp 50.000.000 – Rp 70.000.000.
Berikut perbandingannya dengan metode konvensional:
| Jenis | Luas | Harga Total | Keterangan |
| Rumah modular baja | 33 m² | Rp 50–70 juta | Harga paket unit, belum dihitung per m² |
| Rumah konvensional (beton) | 36 m² | Rp 120–150 juta | Data pembanding |
Sumber data ini memang memberikan gambaran umum, tapi tidak merinci biaya per meter persegi. Kalau dihitung kasar, harga per m² rumah modular baja adalah:
- Rp 50 juta ÷ 33 m² = sekitar Rp 1,51 juta/m²
- Rp 70 juta ÷ 33 m² = sekitar Rp 2,12 juta/m²
Sebagai perbandingan, biaya rumah konvensional tipe 36 dengan beton biasanya mencapai Rp 120–150 juta atau sekitar Rp 3,3–4,1 juta/m². Dengan kata lain, modular baja bisa lebih hemat hingga 50%.
Namun, perlu diingat, data per m² ini adalah hasil hitungan sederhana, bukan angka resmi. Banyak calon pembeli bingung karena informasi di pasar lebih banyak berbentuk paket, bukan rincian biaya teknis per meter persegi. Untuk perkiraan lain, Anda bisa juga melihat biaya konstruksi baja WF yang umum digunakan pada proyek baja berat.
Seberapa Cepat Modular Baja Dibanding Metode Konvensional?
Selain biaya, efisiensi waktu adalah daya tarik utama konstruksi modular baja. Berbagai sumber memberikan klaim yang konsisten:
- Equiperp menyebut penghematan waktu konstruksi baja hingga 30–50%.
- PEB Steel menjelaskan bahwa fabrikasi komponen baja di luar lokasi proyek mempercepat proses perakitan di lapangan.
- MDS Kontraktor menegaskan struktur baja modular memang lebih cepat dibanding beton bertulang.
Namun, yang jadi pertanyaan besar adalah: berapa durasi dalam hari atau minggu? Sayangnya, durasi konkret tidak pernah disebutkan secara publik. Misalnya, jika rumah konvensional tipe 36 membutuhkan 3–4 bulan pengerjaan, maka modular bisa selesai dalam sekitar 1,5–2 bulan berdasarkan asumsi efisiensi 50%.
Klien sering menanyakan estimasi waktu harian—apakah bisa selesai dalam 30 hari, 45 hari, atau lebih. Sayangnya, data spesifik ini belum tersedia di publik. Pabrikan lebih suka menggunakan klaim persentase (“50% lebih cepat”) karena lebih fleksibel dan tidak mengikat.
Untuk proyek yang lebih besar, misalnya gudang atau pabrik, modular baja terbukti efektif. Banyak perusahaan menggunakan konstruksi gudang baja prefabrikasi karena kecepatan pembangunan dan efisiensinya.
Apakah Modular Baja Tahan Lama dan Ramah Lingkungan?
Konstruksi baja bukan hanya soal kecepatan, tapi juga daya tahan jangka panjang dan keberlanjutan. Mari kita bahas lebih dalam.
Daya Tahan: Investasi Jangka Panjang Baja punya beberapa keunggulan yang membuatnya tahan lama:
- Bebas Rayap: Berbeda dengan kayu, baja tidak bisa dimakan rayap atau serangga.
- Perawatan Minim: Struktur baja cenderung lebih stabil dan tidak retak seperti beton, sehingga biaya perawatan dan renovasi lebih rendah.
- Tahan Korosi: Dengan perlindungan khusus, baja bisa menjadi material anti karat sehingga umur pakainya lebih panjang.
Ramah Lingkungan: Mengurangi Jejak Karbon Aspek ramah lingkungan sering menjadi pertimbangan penting saat ini. Konstruksi modular baja menawarkan beberapa kelebihan:
- Daur Ulang: Baja bisa didaur ulang 100% tanpa kehilangan kualitasnya.
- Minim Limbah: Karena sebagian besar pengerjaan dilakukan di pabrik, limbah konstruksi di lokasi proyek jadi jauh lebih sedikit.
Bayangkan Anda membeli gadget premium. Harga awalnya memang lebih tinggi, tapi karena jarang rusak dan bisa di-upgrade, total biaya 10 tahun lebih hemat dibandingkan membeli perangkat murah tapi sering ganti. Begitu pula dengan baja modular. Harga awal bisa terasa besar, tapi biaya perawatan dan renovasi yang rendah membuatnya lebih hemat dalam jangka panjang.
Mengapa Harga Per m² atau Per Ton Tidak Tersedia?
Dari analisis sepuluh sumber yang ada, tidak ada satu pun yang mempublikasikan angka detail biaya per meter persegi atau per ton.
Kenapa begitu?
- Ditawarkan dalam Paket: Sistem modular biasanya ditawarkan dalam bentuk paket rumah atau unit, bukan material lepas. Ini lebih mudah bagi pabrikan dan konsumen.
- Dipengaruhi Desain dan Lokasi: Harga sangat dipengaruhi oleh desain, tingkat kerumitan, finishing, dan lokasi proyek.
- Kemudahan Memberi Angka Global: Pabrikan lebih mudah memberikan angka global daripada merinci setiap komponen biaya secara teknis.
Jadi, untuk saat ini, calon pembeli hanya bisa mengacu pada harga total paket rumah. Estimasi kasar per m² (sekitar Rp 1,5–2,1 juta/m²) bisa jadi acuan awal, tapi bukan data resmi. Jika ingin tahu harga material secara detail, Anda bisa melihat harga baja per kilo yang lebih transparan di pasar.
Mengapa Durasi Konstruksi Modular Tidak Disebut Harian?
Meskipun konstruksi modular lebih cepat, angka pasti dalam hari atau minggu tidak ada. Dari sepuluh sumber yang dianalisis, sembilan tidak menyebutkan waktu konkret.
Kemungkinan alasannya:
- Variasi Proyek: Rumah, gudang, atau gedung modular punya durasi yang sangat berbeda.
- Persiapan Lahan: Proses persiapan lahan dan pondasi sering kali memakan waktu lebih lama daripada perakitan modul itu sendiri.
- Fleksibilitas Klaim: Pabrikan lebih memilih klaim persentase (“50% lebih cepat”) karena fleksibel dan bisa diterapkan di berbagai proyek.
Dengan demikian, estimasi waktu hanya bisa dihitung dengan membandingkan proyek konvensional. Jika proyek beton butuh 120 hari, modular bisa selesai dalam 60–80 hari. Tapi, sekali lagi, data publik belum ada yang menegaskan dengan angka resmi.
Tidak Ada Merek Baja Modular — Apakah Itu Penting?
Dari riset yang ada, tidak ditemukan merek komponen baja modular yang dominan. Sebutannya hanya umum, seperti “baja WF“, “channel CNP”, atau “profil modular”, tanpa menyebut produsen spesifik.
Mengapa ini penting?
- Bagi Konsumen: Anda ingin tahu kualitas dan reputasi merek baja yang dipakai untuk memastikan bangunan kuat dan tahan lama.
- Bagi Kontraktor: Kontraktor butuh referensi material untuk tender atau pengadaan.
- Bagi Investor: Transparansi merek menunjukkan standar mutu yang jelas.
Sayangnya, saat ini informasi di pasar masih generik. Ini membuat calon pembeli harus bertanya langsung ke vendor atau kontraktor untuk mendapatkan detail merek material yang digunakan. Untuk lebih jelas, Anda bisa mempelajari jenis dan fungsi elemen struktur baja yang biasanya dipakai dalam sistem modular.
Kesimpulan
Dari hasil riset yang ada:
- Harga: Rumah modular tipe 33 berbiaya sekitar Rp 50–70 juta, atau sekitar Rp 1,5–2,1 juta/m², yang berarti lebih hemat hingga 50% dibanding konvensional.
- Waktu: Modular memangkas 30–50% waktu konstruksi, meskipun durasi harian/mingguan yang spesifik belum tersedia.
- Daya Tahan & Lingkungan: Baja bisa didaur ulang, tahan rayap, dan biaya perawatannya rendah.
Ada beberapa informasi yang tidak tersedia secara publik, yaitu data resmi tentang harga per m², waktu pengerjaan harian, dan merek baja modular yang dominan.
Jadi, konstruksi modular baja layak dipertimbangkan untuk proyek yang butuh kecepatan dan efisiensi, baik untuk rumah, gudang, atau bangunan komersial. Namun, calon pembeli tetap harus proaktif dengan mengonfirmasi langsung ke vendor untuk detail harga per m² dan merek material yang digunakan.


